Jumat, 13 Januari 2017

Macam Macam Sholat Sunnah

Macam-macam sholat sunnah



Di postingan kali ini saya akan membahas tentang macam macam sholt sunnah

Menurut lughat sunat adalah az-ziyadah artinya tambah, sholat sunnah mempunyai keutamaan bisa menyempurnakan sholat fadhu,selaain itu sholat sunnah merupakan salah satu dari ibadah badaniyah yang paling di unggulkan.

1.  Shalat Wudhu, Yaitu shalat sunnah dua rakaat yang bisa dikerjakan setiap selesai wudhu

2.  Shalat Tahiyatul Masjid, yaitu shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan ketika memasuki masjid, sebelum duduk untuk menghormati masjid. Rasulullah bersabda ‘Apabila seseorang diantara kamu masuk masjid, maka janganlah hendak duduk sebelum shalat dua rakaat lebih dahulu’ (H.R. Bukhari dan Muslim).

3.   Shalat Dhuha. Adalah shalat sunnah yang dikerjakan ketika matahari baru naik. Jumlah rakaatnya minimal 2 maksimal 12. Dari Anas berkata Rasulullah ‘Barang siapa shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana disurga’ (H.R. Tarmiji dan Abu Majah).

4.   Shalat Rawatib. Adalah shalat sunnah yang dikerjakan mengiringi shalat fardhu. Niatnya :

  1. Qabliyah, adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan sebelum shalat wajib. Waktunya : 2 rakaat sebelum shalat subuh, 2 rakaat sebelum shalat Dzuhur, 2 atau 4 rakaat sebelum shalat Ashar, dan 2 rakaat sebelum shalat Isya’.
  2. Ba’diyyah, adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan setelah shalat fardhu. Waktunya : 2 atau 4 rakaat sesudah shalat Dzuhur, 2 rakaat sesudah shalat Magrib dan 2 rakaat sesudah shalat Isya. 

5.  Shalat Tahajud, adalah shalat sunnah pada waktu malam. Sebaiknya lewat tengah malam. Dan setelah tidur. Minimal 2 rakaat maksimal sebatas kemampuan kita. Keutamaan shalat ini, diterangkan dalam Al-Qur’an. ‘Dan pada sebagian malam hari bershalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ketempat yang terpuji’(Q.S. Al Isra : 79 ).

6.  Shalat Istikharah, adalah shalat sunnah dua rakaat untuk meminta petunjuk yang baik, apabila kita menghadapi dua pilihan, atau ragu dalam mengambil keputusan. Sebaiknya dikerjakan pada 2/3 malam terakhir.

7.  Shalat Hajat, adala shalat sunnah dua rakaat untuk memohon agar hajat kita dikabulkan atau diperkenankan oleh Allah SWT. Minimal 2 rakaat maksimal 12 rakaat dengan salam setiap 2 rakaat.

8. Shalat Mutlaq, adalah shalat sunnah tanpa sebab dan tidak ditentukan waktunya, juga tidak dibatasi jumlah rakaatnya. ‘Shalat itu suatu perkara yang baik, banyak atau sedikit’ (Al Hadis).

9.   Shalat Taubat, adalah shalat sunnah yang dilakukan setelah merasa berbuat dosa kepada Allah SWT, agar mendapat ampunan-Nya.

10. Shalat Tasbih, adalah shalat sunnah yang dianjurkan dikerjakan setiap malam, jika tidak bisa seminggu sekali, atau paling tidak seumur hidup sekali. Shalat ini sebanyak empat rakaat, dengan ketentuan jika dikerjakan pada siang hari cukup dengan satu salam, Jika dikerjakan pada malam hari dengan dua salam.

11. Shalat Tarawih,  adalah shalat sunnah sesudah shalat Isya’pada bulan Ramadhan. Menegenai bilangan rakaatnya disebutkan dalam hadis. ‘Yang dikerjakan oleh Rasulullah saw, baik pada bulan ramadhan atau lainnya tidak lebih dari sebelas rakaat’ (H.R. Bukhari). Dari Jabir ‘Sesungguhnya Nabi saw telah shallat bersama-sama mereka delapan rakaat, kemudian beliau shalat witir.’ (H.R. Ibnu Hiban)

Pada masa khalifah Umar bin Khathtab, shalat tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat dan hal ini tidak dibantah oleh para sahabat terkenal dan terkemuka. Kemudian pada zaman Umar bin Abdul Aziz bilangannya dijadikan 36 rakaat. Dengan demikian bilangan rakaatnya tidak ditetapkan secara pasti dalam syara’, jadi tergantung pada kemampuan kita masing-masing, asal tidak kurang dari 8 rakaat. 

12. Shalat Witir, adalah shalat sunnat mu’akad (dianjurkan) yang biasanya dirangkaikan dengan shalat tarawih, Bilangan shalat witir 1, 3, 5, 7 sampai 11 rakaat. Dari Abu Aiyub, berkata Rasulullah ‘Witir itu hak, maka siapa yang suka mengerjakan lima, kerjakanlah. Siapa yang suka mengerjakan tiga, kerjakanlah. Dan siapa yang suka satu maka kerjakanlah’(H.R. Abu Daud dan Nasai). Dari Aisyah : ‘Adalah nabi saw. Shalat sebelas rakaat diantara shalat isya’ dan terbit fajar. Beliau memberi salam setiap dua rakaatdan yang penghabisan satu rakaat’ (H.R. Bukhari dan Muslim).

13. Shalat Hari Raya, adalah shalat Idul Fitri pada 1 Syawal dan Idul Adha pada 10 Dzulhijah. Hukumnya sunat Mu’akad (dianjurkan).’Sesungguhnya kami telah memberi engkau (yaa Muhammad) akan kebajikan yang banyak, sebab itu shalatlah engkau dan berqurbanlah karena Tuhanmu ‘ pada Idul Adha – ‘(Q.S. Al Kautsar.1-2)Dari Ibnu Umar ‘Rasulullah, Abu Bakar, Umar pernah melakukan shalat pada dua hari raya sebelum berkhutbah.’(H.R. Jama’ah).

14. Shalat Khusuf, adalah shalat sunat sewaktu terjadi gerhana bulan atau matahari. Minimal dua rakaat. Caranya mengerjakannya :

  1. Shalat dua rakaat dengan 4 kali ruku’ yaitu pada rakaat pertama, setelah ruku’ dan I’tidal membaca fatihah lagi kemudian ruku’ dan I’tidal kembali setelah itu sujud sebagaimana biasa. Begitu pula pada rakaat kedua.
  2. Disunatkan membaca surat yang panjang, sedang membacanya pada waktu gerhana bulan harus nyaring sedangkan pada gerhana matahari sebaliknya.

15. Shalat Istiqa’,adalah shalat sunat yang dikerjakan untuk memohon hujan kepada Allah SWT. 

Itulah macam macam sholat sunnah yang saya ketahui ,pasti banyak yang kurang lengkap penjelasanya . setelah kita tahu ilmunya mari kita amalkan

terimakasih 
Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Orang orang yang kekal di "Neraka"

Orang orang yang kekal di "Neraka"

Assalamu `alaikum Wr. Wb.

Orang yang masuk neraka ada berjenis-jenis. Ada yang masuk lalu keluar lagi dan ada juga yang masuk dan tidak keluar-keluar lagi. Yang masuk dan keluar lagi itu ada yang sebentar dan ada yang lama. Namun harus diingat bahwa ukuran sebentar atau lamanya tidak bisa dibandingkan dengan ukuran waktu di dunia ini.


Selain itu juga ada jenis jenis orang yang kekal di neraka yaitu :

“Andaikata berhala-berhala itu tuhan, tentulah mereka tidak masuk neraka. Dan setiap (mereka) akan kekal di dalamnya.” (Qs. Al-Anbiya[21]: 99)

“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka jahanam.” (Qs. Az-Zukhruf[43]: 74)

“Dan orang-orang kafir, bagi mereka neraka jahanam. Mereka tidak dibinasakan, sehingga mereka tidak mati dan tidak (pula) diringankan dari azabnya.” (Qs. Fathir[35]: 36)

“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Qs. Al-Baqarah[2]: 39)

“Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para malaikat, dan seluruh manusia. Mereka kekal di dalam laknat itu; tidak akan diringankan siksa mereka dan tidak (pula) mereka diberi penangguhan.” (Qs. Al-Baqarah[2]: 161-162)

“Tidakkah mereka (orang-orang munafik) mengetahui bahwa orang yang menentang Allah dan rasul-Nya, maka sesungguhnya neraka Jahanamlah baginya, ia kekal di dalamnya. Itu adalah kehinaan yang besar.” (Qs. At-Taubah[9]: 63)

“Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di neraka.” (Qs. At-Taubah[9]: 17)

Karena mereka akan kekal di dalamnya, Allah subhanahu wa ta’ala melukiskan siksaan neraka sebagai siksaan yang abadi, yang tidak akan ada akhirnya dan akan berlangsung selamanya.

“Mereka ingin keluar dari neraka, padahal mereka sekali-kali tidak dapat keluar dari sana, dan mereka beroleh azab yang kekal.” (Qs. Al-Ma’idah[5]: 37)

“Kemudian dikatakan kepada orang-orang yang lalim (musyrik) itu, “Rasakanlah olehmu siksaan yang kekal; kamu tidak diberi balasan melainkan dengan apa yang telah kamu kerjakan.” (Qs. Yunus[10]: 52)

Bukhari meriwayatkan dari Ibn ‘Umar bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Para penghuni surga akan masuk surga, dan para penghuni neraka akan masuk neraka. Kemudian datanglah seseorang sambil berteriak di antara keduanya: Wahai penduduk neraka, tidak ada yang akan mati di antara kalian; Wahai penduduk surga, tidak ada yang akan mati di antara kalian. Kehidupan disini kekal dan abadi.” [1]

Dari Abu Hurairah diriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Akan dikatakan kepada para penduduk surga, ‘Wahai penduduk surga, tidak akan ada kematian,’ dan kepada penduduk neraka, ‘Wahai penduduk neraka, kehidupan disini kekal, tidak akan ada kematian.’” [2]

Perkataan ini diucapkan setelah kematian (maut) disembelih (sehingga tidak ada lagi kematian itu), sebagaimana dinyatakan dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibn ‘Umar oleh Bukhari:

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Pada waktu para penghuni surga telah sampai di surga dan para penghuni neraka telah sampai di neraka, kematian akan dibawa ke suatu tempat antara surga dan neraka, lalu disembelih. Kemudian seseorang mengumumkan, ‘Wahai penduduk surga, tidak ada lagi kematian. Wahai penduduk neraka, tidak ada lagi kematian.’ Kegembiraan penduduk surga akan bertambah, dan kesedihan penduduk neraka akan bertambah.” [3]

Muslim meriwayatkan dari Abu Said, yang berkata:

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Kematian akan digiring seperti seekor domba bertanduk, dan disuruh berdiri di antara surga dan neraka. Lalu dikatakan, ‘Wahai penduduk surga, apakah kalian tahu apa ini?’ Dan mereka mengangkat kepala untuk melihatnya, dan berkata, ‘Ya, itu adalah kematian.’ Dan kepada penduduk neraka dikatakan, ‘Wahai penduduk neraka, tahukah kalian apa ini?’ Mereka mengangkat kepala untuk melihatnya, kemudian berkata, ‘Ya, itu adalah kematian.’ Kemudian diberikan perintah untuk menyembelih kematian. Lalu dikatakan, ‘Wahai penduduk surga, kehidupan kalian kekal, tidak ada lagi kematian. Wahai penduduk neraka, kehidupan kalian kekal, tidak ada lagi kematian.’” Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam membacakan firman Allah, “Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman.” (Qs. Maryam[19]: 39) [4]

Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Said al-Khudri bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Ketika hari kiamat sudah datang, kematian akan digiring seperti seekor domba bertanduk, dan akan disuruh berdiri di antara surga dan neraka. Ia akan disembelih dengan disaksikan oleh orang-orang yang menonton. Jika ada yang seolah-olah mati karena kegembiraan, mereka adalah para penghuni surga, dan jika ada yang seolah-olah mati karena kesedihan, mereka adalah penduduk neraka.” Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan-sahih.” [5]

Neraka Tempat Tinggal Orang-orang Kafir dan Musyrik


Karena orang-orang kafir dan musyrik akan kekal di dalam neraka, maka neraka dianggap sebagai tempat tinggal mereka, sebagaimana halnya dengan surga yang menjadi tempat tinggal orang-orang beriman:

“Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruknya tempat tinggal orang-orang yang lalim.” (Qs. Ali ‘Imran[3]: 151)

“Mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan.” (Qs. Yunus[10]: 8)

“Bukankah dalam neraka jahanam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir?” (Qs. Al-Ankabaut[29]: 68)

Neraka adalah tempat yang pantas buat mereka:

“Tempat kamu ialah neraka. Dialah tempat berlindungmu. Dan ia adalah sejahat-jahat tempat kembali.” (Qs. Al-Hadid[57]: 15)

Neraka adalah seburuk-buruk tempat tinggal dan tempat kembali:

“Maka cukuplah (balasannya) neraka jahanam. Dan sungguh neraka jahanam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.” (Qs. Al-Baqarah[2]: 206)

“Beginilah (keadaan mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang durhaka benar-benar (disediakan) tempat kembali yang buruk, (yaitu) neraka jahanam, yang mereka masuk ke dalamnya. Maka amat buruklah jahanam itu sebagai tempat tinggal.” (Qs. Shad[38]: 55-56)

Orang-orang yang Mengajak Orang Lain ke Neraka


Orang-orang yang mengikuti kepercayaan-kepercayaan dan ideologi yang salah dan bertentangan dengan sunnah Allah  subhanahu wa ta’ala, serta orang-orang yang mengejar tujuan-tujuan yang salah adalah orang-orang yang mengajak orang lain ke neraka:

“Mereka itu mengajak ke neraka...” (Qs. Al-Baqarah[2]: 221)

“Dan kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong.” (Qs. Al-Qashash[28]: 41)

Salah seorang dari mereka adalah setan:

“Dan apakah mereka (akan mengikuti bapak-bapak mereka) walaupun setan itu menyeru mereka ke dalam siksa api neraka yang menyala-nyala?” (Qs. Luqman[31]: 21)

“Setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Qs. Fathir[35]: 6)

Siapa saja yang mengajak orang lain di dunia ini ke neraka, akan memimpin golongan atau kaum mereka ke neraka di hari kiamat nanti. Contohnya Fir’aun: “Ia berjalan di muka kaumnya di hari kiamat, lalu memasukkan mereka ke dalam neraka.” (Qs. Hud[11]: 98)

Semua pemimpin yang sesat, yang menyeru kaumnya keada kepercayaan mereka yang bertentangan dengan Islam, sebenarnya adalah orang-orang yang mengajak orang lain ke neraka, karena satu-satunya jalan untuk terhindar dari api neraka dan masuk surga adalah jalan yang benar (Islam): “Hai kaumku, bagaimanakah ini, aku menyeru kalian kepada keselamatan, tetapi kalian menyeru aku ke neraka?” (Qs. Al-Mu’min[40]: 41)

Kaumnya mengajak kepada kekafiran dan kemusyrikan, sementara ia sendiri mengajak mereka kepada ajaran tauhid dan agama Allah subhanahu wa ta’ala. Karena kaum kafir mengajak orang ke neraka, Allah subhanahu wa ta’ala melarang lelaki Muslim untuk menikahi perempuan musyrik, sama seperti Allah subhanahu wa ta’ala meelarang perempuan beriman menikah dengan lelaki musyrik:

“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang beriman lebih baik daripada wanita musyrik walaupun wanita musyrik itu menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan lelaki musyrik (dengan wanita-wanita beriman) sebelum lelaki itu beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik daripada lelaki musyrik walaupun lelaki itu menarik hatimu. Mereka (orang-orang musyrik) mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaaya mereka mengambil pelajaran.” (Qs. Al-Baqarah[2]: 221)

Jumat, 06 Januari 2017

TPQ Riyadhul Jannah ikut JAMAIS




اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Kemarin 31 desember 2016 sampai 1 januari 2017 TPQ Riyadhul Jannah ikut JAMAIS (Jambore Anak Islam)
Yang ke-12


Kegiatan berlangsung selama satu tahun He he he....

Jamais tersebut di isi dengan banyak sekali lomba lomba, ada tartil baca al-quran,adzan,pidato,CCQ, dan banyak sekali yang lainya.

Kemari saat kami TPQ Riyadhul Jannah hanya mendapatkan 1 Juara yaitu juara 1 Pentas seni.

Insya'allah jamais selanjutnya dapat juara umum (Amiin....)

yang saya kagetkan juara umumnya adalah TPQ yang baru saja ikut Jamais pertama kali, yaitu TPQ Dar El Huda asuhanya Pak Darso

berikut ini juara satu pentas seni JAMAIS 

dari TPQ Dal El Huda dengan sholawatnya, Silahkan di tonton sedikit cuplikanya



Hebat kan......
Sekian info dari saya semoga bermanfaat 
Jika ada yang salah mohon di  maafkan

Wassalamu'alaikum Wr Wb